KESULITAN
DALAM MELAKSANAKAN
AJARAN
AGAMA DAN TATA SUSILA
Agama adalah kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta
segala sesuatu yang berkaitan dengan itu, berkaitan dengan hal-hal yang
bersifat religius. Namun agama bukanlah sekedar kepercayaan tetapi juga
keyakinan hidup bagi pemeluknya. Dan pelaksanaan dan pengamalannya perlu
diaktualisasikan sesuai dengan kenyataan hidup sehari-hari dan dapat diterima
dengan akal sehat. Agama berfungsi sebagai pandangan hidup manusia, sebagai
pedoman, penuntun, dan pendorong manusia untuk dapat berbuat baik.
Tata Susila atau Etika adalah aturan untuk bertingkah laku.
Menurut Prof.Dr.I.B Mantra, tata
susila merupakan peraturan/aturan tingkah laku yang baik dan mulia yang harus
menjadi pedoman hidup manusia yang bertujuan untuk membina hubungan yang
selaras, rukun, dan harmonis antara seseorang dengan makhluk hidup
disekitarnya. Yang bertata susila adalah manusia. Manusia bertata susila pada
saat bergaul karena manusia sebagai makhluk sosial. Adapun tata susila ini
berfungsi untuk membina watak manusia menjadi anggota keluarga, masyarakat, dan
menjadi anak bangsa yang bermartabat mulia dan mencapai moksa. Landasan dasar
dari pelaksanaan tata susila ini adalah agama. Karena kita bertata susila
menurut ajaran agama. Agama memberikan penerangan untuk menjalani kehidupan.
Meskipun demikian dalam pelaksanaan dan penerapan ajaran
agama dan tata susila tidak semudah yang dibayangkan. Banyak faktor-faktor yang
menghambat dan menyulitkan untuk menerapkan ajaran agama dan tata susila
tersebut. Adapun diantaranya sebagai berikut :
1. Kesulitan dalam melaksanakan ajaran Agama
:
- Kurangnya
pemahaman dan pendidikan mengenai ajaran-ajaran agama itu sendiri.
- Ajaran–ajaran
agama yang dipelajari kurang relevan dan kurang diaktualisasikan dengan
kehidupan sehari-hari.
- Kurangnya niat
dalam diri seseorang untuk mengembangkan dan menyalurkan atau mentransfer
pengetahuan agama yang dimiliki.
- Kurangnya
sosialisasi agama pada masyarakat misalnya tidak efektifnya pelaksanaan Dharma
Wacana agama.
- Perbedaan
pandangan dalam masyarakat tentang agama, sehingga sulit untuk melaksanakan
atau mengimplementasikan ajaran agama.
- Sulitnya mewujudnyatakan
kepercayaan atau keyakinan beragama, sehingga maraknya pertanyaan-pertanyaan
mengenai keberadaan Tuhan.
- Sulit untuk
menerapkan ajaran agama yang berupa pengendalian diri, mengendalikan hawa nafsu
atau keinginan, dan sulit untuk ikhlas serta menerima kenyataan.
- Sulit untuk
menjalankan dharma agama dan dharma negara, karena perubahan zaman.
2. Kesulitan dalam melaksanakan ajaran Tata
Susila :
Seperti kita ketahui bahwa tata susila adalah aturan untuk
bertingkah laku. Sulitnya menerapkan ajaran tata susila dalam kehidupan
sehari-hari dapat dilihat dari beberapa faktor diantaranya :
1. Faktor Keluarga
Keluarga
adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi seseorang. Keluarga merupakan
dasar atau pondasi bagi seseorang untuk membentuk tingkah laku. Apabila dalam
keluarga seseorang kurang mendapat perhatian dan kasih sayang yang seharusnya,
misalnya orang tua yang sibuk atau sering bertengkar dihadapan anak terlebih
lagi broken home maka dia akan
mencari perhatian dan sensasi di luar keluarga. Walaupun dia mengetahui apa
yang hendak dilakukan itu tidak baik, tetapi dia tetap lakukan karena dorongan
psikologis dan kejiwaan orang tersebut untuk mencari hiburan dan kesenangan
serta menghilangkan stress.
2. Faktor Sekolah
dan Pergaulan Seseorang
Selain
dalam keluarga, di sekolah seseorang akan mendapat pendidikan dan pengetahuan
mengenai tata susila. Namun karena pergaulan sangat mempengaruhi tingkah laku
seseorang, maka sulit untuk menjalankan ajaran tata susila yang sudah diajarkan
di sekolah. Misalnya saja seseorang mengikuti teman-temannya untuk berbuat
hal-hal yang tidak baik, karena dia ingin menunjukkan solidaritasnya terhadap
teman.
3. Faktor Lingkungan
Masyarakat
Dalam era
globalisasi, kehidupan masyarakat semakin modern. Tingkah laku manusia juga
terbawa arus. Banyaknya pengaruh-pengaruh budaya dari luar mengakibatkan tingkah
laku seseorang semakin lupa dengan ajaran-ajaran tata susila. Terlebih lagi
apabila kebudayaan itu tidak disaring/difilter terlebih dahulu apakah sesuai
dengan kepribadian kita atau tidak. Dari ketiga faktor tersebut, seseorang
sangat sulit untuk menerapkan etika dan sopan santun, mulai dari etika
berbicara, berjalan, berdiri, duduk, mandi, tidur, berpakaian, bertamu,
berpacaran hingga etika berkendaraan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar