TUGAS
METODOLOGI II
PROPOSAL
PTK
PENERAPAN
METODE JIGSAW MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN AJARAN
2012/2013, KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
IHDN
DENPASAR
Dosen Pengampu: Dr. Ni
Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd
OLEH:
GEDE ARI KRISNA
PUTRA
NIM
: 10.1.1.1.1.3874
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA
|
2013
A. PENERAPAN
METODE JIGSAW MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN AJARAN
2012/2013, KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG
B. Latar Belakang
Guru memiliki
peran yang sangat besar dalam prestasi belajar siswa. Jika mata pelajaran yang
tidak disukai oleh siswa, namun guru yang menyampaikan mata pelajaran disukai
oleh siswa otomatis mata pelajarannya
akan disukai dan penjelasan yang diberikan oleh guru akan dimengerti oleh
siswa. Semua itu tergantung dari metode, strategi, media dan pengelolaan kelas
yang dilakukan oleh guru yang sesuia dengan materi dan sesuia dengan situasi
kelas yang diajar. Guru senantiasa harus melakukan inovasi dan evaluasi
terhadap hasil belajar siswa. Karena hasil evaluasi terhadap kemampuan siswa
misalnya hasilnya kurang dari KKM, maka seorang guru haruslah mencari tahu
penyabab dari hasil evaluasi yang kurang dari KKM.Apakah materi yang belum
dimengerti, atau metode dan, media atau setrategi yang tidak tepat digunakan
pada materi yang diajarkan serta dikelas yang bersangkutan.Untuk menjawab
permasalahan diatas maka seorang guru hendaknya melakukan Penelitian Tindakan
Kelas.Atau yang sering disebut PTK.
Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah
kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam
sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas tersebut.Tindakan yang secara sengaja dimunculkan
tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian
dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian
ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah
sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari
guru yang sama juga. (Suharsimi: 2005).
Dari observsi yang
peneliti lakukan di SMP Negeri 6 Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten
Buleleng. Pada mata pelajaran agama hindu banyak siswa yang tidak mempu
mencapai KKM yang ditetapakan disekolah tersebut. Maka dari itu peneliti
mengadakan penelitian disekolah tersbut.Mengatasi permsalahan terjadi maka
peneliti menerapkan metode Jigsaw sebagai metode untuk mempermudahkan guru
menyampaikan materi tentang tempat suci dan siswa lebih
mudah memahami materi tersebut.
C. Rumusan Masalah
Dari Lakang Belakang
masalah diatas dapat dirumuskan masalah-masalah dalam penelitian ini.
Diantaranya:
1. Bagaimana
peningkatan kreativitas belajar Pendidikan Agama Hindu, siswa kelas di SMP Negeri 6 Singaraja tahun
ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw?
2. Apakah
dengan menerapkan metode Jigsaw Pendidikan Agama Hindu dalam materi pengertian
Awatara, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di SMA Negeri 6
Singaraja tahun ajaran 2012/2013?
3. Bagaimana
respon siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dalam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu, materi Awatara menerapkan metode Jigsaw.
D. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah
diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Diantaranya:
1. Tujuan
Umum
Tujuan umum dari
penelitian ini, adalah bertujuan untuk menambah wawasan serta mengembangkan
kemampun peneliti, dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.Yang nantinya
dapat peneliti gunakan ketika menjadi guru.
2. Tujuan
Khusus
1) Untuk
mengetahui gambaran peningkatan - peningkatan kreativitas belajar Pendidikan
Agama Hindu, siswa kelas IX di SMA
Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw.
2) Untuk
mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu, siswa
kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan
metode Jigsaw?
3) Untuk
mengetahui respon siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran
2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw.
E. Manfaat Penelitian
Di dalam setiap kegiatan pastilah memiliki manfaat baik
itu manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Begitu juga halnya dengan penelitian yang penulis
lakukan memiliki manfaat. Dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil pelaksanaan
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Manfaat
Teoritis
Secara
teoritis penelitian ini diharapakan memberikan manfaat yang mampu menambah
wawasan peneliti.
2. Manfaat
Praktis
1)
Bagi guru Agama Hindu penelitian ini dapat
dijadikan pedoman dalam mengajar.
2)
Bagi pengajar Agama Hindu untuk mempermudah
penyampaian materi Awatara dengan menerapkan metode Jigsaw.
3)
Bagi praktisi pendidikan, hasil penelitian ini
dapat digunakan sebagai landasan untuk mengembangkan model–model pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu.
F. Kajian Pustaka dan Hipotesis
1. Pembelajaran
Pembelajaran berlaku
apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam
pengetahuan dan tingkah laku.
Menurut RAHIL MAHYUDDINPembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Dan menurut ACHJAR CHALILPembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Menurut RAHIL MAHYUDDINPembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Dan menurut ACHJAR CHALILPembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2. Landasan
Konseptual
1) Metode
Jigsaw
Metode jigsaw adalahteknikpembelajarankooperatif di
manasiswa, bukan guru, yang memiliki tanggungjawab lebih besar dalam
melaksanakan pembelajaran.Tujuandari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja Tim,
ketrampilan belajarkooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang
tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semuamateri
sendirian.Metode Jigsaw Setiapsiswa yang ada di “kelompokawal” mengkhususkan
diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian
bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian
yang lain, dan setelah menguasai materilainnya ini mereka akan pulang
kekelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut keanggotalainnya.
Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka
bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan
pemahaman. Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya
berasal darikelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam
kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompoklainnya
dan mempelajari materi-materi yang baru.
2). Kreativitas Belajar
Pengertian Kreativitas Belajar adalah hasil dari interaksi antara
individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu
maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif
(Munandar, 1995 : 12).
Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya
nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi,
1994 : 7).
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan
yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2).
Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah
suatu bentuk pertmbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan
latihan (Aqib, 2003 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas
usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar
merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya
untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa
perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam
Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka
atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan,
unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkan
informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi)
unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan
mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .
Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres
berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu
yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak
lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan
sebagainya.
3. Hipotesisi
Tindakan
Berdasrkan landasan
konseptual dan tujuan penelitian tindakan seperti yang telah diuraikan diatas,
maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Dengan penggunaan Metode Jigsaw dalam pelajaran Agama Hindu
materi Awatara mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 6Singaraja, tahun ajaran 2012/2013 , Kecamatan Buleleng,
Kabupaten Buleleng.
G. Landasan Teori
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan
oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori
dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran
behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak
sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan
stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang
pasif.Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman.
H. MetodePenelitian
1. Jenis
dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah
kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam
sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
pembelajaran di kelas.
2. Subjek
Penelitian
Subjek dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMA Negeri 6 Singaraja, tahun ajaran 2012/2013. Banyak siswa yang
menjadi subjek penelitian adalah 28 orang yang terdiri 12 orang siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Dengan rincian sebagai berikut;
NO
|
NamaSiswa
|
JENIS
KELAMIN
|
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
||
1
|
|
Laki-Laki
|
|
2
|
|
Laki-Laki
|
|
3
|
|
Laki-Laki
|
|
4
|
|
Laki-Laki
|
|
5
|
|
|
Perempuan
|
6
|
|
|
Perempuan
|
7
|
|
Laki-Laki
|
|
8
|
|
|
Perempuan
|
9
|
|
Laki-Laki
|
|
10
|
|
|
Perempuan
|
11
|
|
|
Perempuan
|
12
|
|
|
Perempuan
|
13
|
|
|
Perempuan
|
14
|
|
|
Perempuan
|
15
|
|
Laki-Laki
|
|
16
|
|
|
Perempuan
|
17
|
|
|
Perempuan
|
18
|
|
Laki-Laki
|
|
19
|
|
|
Perempuan
|
20
|
|
|
Perempuan
|
21
|
|
|
Perempuan
|
22
|
|
|
Perempuan
|
23
|
|
|
Perempuan
|
24
|
|
|
Perempuan
|
25
|
|
|
Perempuan
|
26
|
|
|
Perempuan
|
27
|
|
Laki-Laki
|
|
28
|
|
|
Perempuan
|
29
|
|
|
Perempuan
|
JUMLAH
|
9
|
20
|
|
|
|
|
Adapun alasan dipilihnya kelas ini
adalah karena aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu siswa yang masih
kurang KKM dan prestasi belajar
Pendidikan Agama Hindu yang dipandang perlu untuk ditingkatkan. Dengan penerapan
metode Jigsaw sebagai sarana meneingkatan kreativitas belajar.
3. Objek
Penelitian
Objek dalam
penelitian ini meliputi aktivitas dan prestasi belajar dan respon siswa dalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu.Prestasi belajar siswa yang dimaksud
adalah skor rata-rata yang diperoleh dari tes perestasi belajar yang diberikan
pada setiap akhir siklus pembelajaran.
4. Prosedur
Penelitian
Jika
dilihat dari prosesnya, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
(PTK) sehingga prosedurenya sesuai dengan procedur PTK yang dalam hal ini dilakukan
sebanyak dua siklus, dimana pada setiap siklus dilaksanakan empat tahap yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi.
Alur penelitian secara lebih jelas Adapun rancangan/desain penelitian adalah
sebagaimana bagan berikut:
|
|||
4.
Teknik Pengumpulan Data
4.1
Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung terhadap subyek (partner penelitian) dimana sehari-hari
mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.
4.2
Wawancara
Wawancara yang dilakukan adalah untuk melakukan adalah
untuk memproleh makna yang raasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan
wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog
langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak bersetruktur, dimana
responden mendapat kebebaasan dan kesempatan untuk mengelukan pikiran,
pandangan, dan perasaan secara natural.
4.3 Dokumentasi
Selain sumber manusia (human resouerces) melalui
observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen
tertulis yang resmi ataupun tidak resmi.
6 Teknik
Analisis Data
1) Analisis
Aktivitas Siswa
Analisis terhadap data
aktivitas belajar siswa dilakukan secara deskriptif.kriteria penggolongan
aktivitas disusun berdasarkan nilai rata-rata mean ideal (MI), standar deviasi
ideal (SDI), dan skor aktivitas siswa (). Rumus umum untuk MI
dan SDI adalah sebagai berikut.
MI = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI
= (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
(Wardhani,
2007)
Penggolongan
aktivitas belajar siswa secara klasikal menggunakan kriteria yang sudah
dimodifikasi dari Wardhani (2007) adalah sebagai berikut.
MI + 1,5 SDI ≤ sangat aktif
MI + 0,5 SDI ≤ < MI + 1,5 SDI aktif
MI – 0,5 SDI ≤ < MI + 0,5 SDI cukup aktif
MI – 1,5 SDI ≤ <MI – 0,5 SDI kurang aktif
< MI – 1,5 SDI sangat kurang
aktif
(Anas Sudijono,
1995:112)
Lembar
observasi aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari 5 indikator
aktivitas belajar. Masing-masing indicator dijabarkan menjadi 3
deskriptor.Aktivitas siswa ditentukan dengan menghitung skor untuk
masing-masing indikator aktivitas siswa.Dengan demikian skor tertinggi ideal
adalah 15 dan skor terendah ideal adalah 0.Sehingga, dapat ditemukan mean ideal
(MI) dan standar deviasi ideal (SDI) sebagai berikut.
MI = ½ (15 + 0)=7,5
SDI = (15 – 0)= 2,5
Berdasarkan hasil perhitungan MI dan
SDI di atas diperoleh kriteria penggolongan aktivitas sebagai berikut.
11.25
≤ sangat aktif
8,75 ≤ < 11,25 aktif
6,25 ≤ < 8,75 cukup
aktif
3,75 ≤ < 6,25 kurang
aktif
< 3,75 sangatkurangaktif
Dari data aktivitas yang terkumpul
dapat dihitung rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada kelima indikator
tersebut.Adapun rumus yang dipakai untuk menentukan rata-rata skor aktivitas
yang sudah dimodifikasi dari Wardhani
(2007) adalah sebagai
berikut.
=
Keterangan :
= rata-rata skor aktivitas belajar siswa
= jumlah
skor tiap siswa
banyak siswa
Rata-rata skor aktivitas belajar
siswa () yang diperoleh dari
perhitungan dibandingkan dengan kreteria penggolongan yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dapat
ditentukan.
2) Analisis
Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar dianalisis secara
statistik deskriftip yaitu dengan menentukan rata-rata skor hasil belajar
dengan rumus sebagai berikut;
=
Keterangan
:
= rata-rata skor hasil
belajar
= jumlah skor tes hasil
belajar siswa
N
= banyak siswa
(Wardhani,
2007)
Selain dengan menggunakan
rata-rata tes hasil belajar dapat juga dilihat dari daya serap (DS) dan
ketuntasan belajar (KB) siswa. Daya serap dan ketuntasan belajar dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut :
DS
= x 100%
Keterangan
:
DS
= daya serap
= rata-rata skor kelas hasil belajar
(Depdiknas,
2006)
KB
= x 100%
Keterangan
:
KB
= ketuntasan belajar
N = banyaknya siswa yang ikut tes
Pedoman
yang digunakan untuk melakukan interprestasi terhadap data tentang hasil
belajar secara klasikal adalah tercapainya rata-rata kelas minima 70, daya
serap minimal 70% dan ketuntasan belajar minimal 85%.
3)
Analisis Respon Siswa
Untuk mengetahui respon siswa
terhadap penerapan pembelajaran kooperatif, perlu ditentukan skor respon siswa
(R), mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI).Rumus untuk MI dan SDI
adalah sebagai berikut.
MI = ½ (skor tertinggi
ideal + skor terendah ideal)
SDI= 1/6 (skor
tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Rata-rata
respon kelas siswa dikategorikan dengan pedoman berikut.
MI + 1,5 SDI sangat positif
MI + 0,5 SDI ≤
< MI + 1,5
SDIpositif
MI – 0,5 SDI ≤ < MI + 0,5 SDI cukup positif
MI -
0,5 SDI ≤ < MI - 0,5 SDI kurang
positif
< MI – 1,5 SDI sangat kurang positif
(Wardhani, 2007)
Angket yang akan digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari 4 pernyataan. Setiap pernyataan memiliki skor
maksimal 5 dan skor minimal 1.Dengan demikian skor tertinggi ideal adalah 20
dan skor terendah ideal adalah 4. Sehingga dapat ditentukan mean ideal (MI) dan
standar deviasi ideal (SDI) yaitu :
MI
= ½ (20+4) = 12,00
SDI
= (20-4) = 2,67
Berdasarkan
MI dan SDI dari skor respon siswa, diperoleh penggolongan respon siswa sebagai
berikut.
16,00≤ sangat positif
13,33≤
< 16,00 positif
10,67
≤ < 13,33 cukup positif
8,00 ≤ < 10,67 kurang positif
< 8,00 sangat kurang positif
Dari data respon siswa yang terkumpul data dihitung
rata-rata skor respon siswa. Adapun rumus yang dipakai untuk menentukan
rata-rata skor respon adalah
=
Keterangan
:
= rata-rata skor respon siswa
= jumlah skor respon tiap siswa
N
= banyak siswa
(Wardhami, 2007)
Rata-rata skor respon siswa () yang diperoleh dari
perhitungan dibandingkan dengan kriteria penggolongan yang ditetapkan. Dengan
demikian, respon siswa selama proses belajar mengajar dapat ditentukan.
Secara
keseluruhan, penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa
mengalami peningkatan baik itu dari refleksiawal maupun dari siklus sebelumnya
dan harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hal penting lain yang harus
diperoleh adalah peningkatan hasil belajar dari siklus sebelumnya. Selain itu,
respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi
TTW minimal harus positif.
DAFTAR PUSTAKA
Satori
Djam’andanKomariahAan. 2011. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: CV Alfabeta
http://karwono.wordpress.com/2008/02/27/artikel-penelitian-tindakan-kelas
classroom-action-research/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar