Selasa, 28 Januari 2014

TUGAS METODOLOGI II
PROPOSAL PTK

PENERAPAN METODE JIGSAW MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX  DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2012/2013, KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG

IHD
                                                                  IHDN DENPASAR

Dosen Pengampu: Dr.  Ni Ketut Srie Kusuma Wardhani, M.Pd


OLEH:
GEDE ARI KRISNA PUTRA
                                            NIM  :  10.1.1.1.1.3874



  JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA
FAKULTAS DHARMA ACARYA

                                                    INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR
2013
A.        PENERAPAN METODE JIGSAW MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS IX  DI SMP NEGERI 6 SINGARAJA TAHUN AJARAN 2012/2013, KECAMATAN BULELENG KABUPATEN BULELENG

B.        Latar Belakang
            Guru memiliki peran yang sangat besar dalam prestasi belajar siswa. Jika mata pelajaran yang tidak disukai oleh siswa, namun guru yang menyampaikan mata pelajaran disukai oleh siswa otomatis mata  pelajarannya akan disukai dan penjelasan yang diberikan oleh guru akan dimengerti oleh siswa. Semua itu tergantung dari metode, strategi, media dan pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru yang sesuia dengan materi dan sesuia dengan situasi kelas yang diajar. Guru senantiasa harus melakukan inovasi dan evaluasi terhadap hasil belajar siswa. Karena hasil evaluasi terhadap kemampuan siswa misalnya hasilnya kurang dari KKM, maka seorang guru haruslah mencari tahu penyabab dari hasil evaluasi yang kurang dari KKM.Apakah materi yang belum dimengerti, atau metode dan, media atau setrategi yang tidak tepat digunakan pada materi yang diajarkan serta dikelas yang bersangkutan.Untuk menjawab permasalahan diatas maka seorang guru hendaknya melakukan Penelitian Tindakan Kelas.Atau yang sering disebut PTK.
            Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut.Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa. Dalam hal ini arti Kelas tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama juga. (Suharsimi: 2005).
Dari observsi yang peneliti lakukan di SMP Negeri 6 Singaraja, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Pada mata pelajaran agama hindu banyak siswa yang tidak mempu mencapai KKM yang ditetapakan disekolah tersebut. Maka dari itu peneliti mengadakan penelitian disekolah tersbut.Mengatasi permsalahan terjadi maka peneliti menerapkan metode Jigsaw sebagai metode untuk mempermudahkan guru menyampaikan materi tentang tempat suci dan siswa lebih mudah memahami materi tersebut.

C.        Rumusan Masalah
Dari Lakang Belakang masalah diatas dapat dirumuskan masalah-masalah dalam penelitian ini. Diantaranya:
1.      Bagaimana peningkatan kreativitas belajar Pendidikan Agama Hindu,  siswa kelas di SMP Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw?
2.      Apakah dengan menerapkan metode Jigsaw Pendidikan Agama Hindu dalam materi pengertian Awatara, dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013?
3.      Bagaimana respon siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu, materi Awatara menerapkan metode Jigsaw.

D.        Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Diantaranya:
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini, adalah bertujuan untuk menambah wawasan serta mengembangkan kemampun peneliti, dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas.Yang nantinya dapat peneliti gunakan ketika menjadi guru.
2.      Tujuan Khusus
1)   Untuk mengetahui gambaran peningkatan - peningkatan kreativitas belajar Pendidikan Agama Hindu,  siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw.
2)   Untuk mengetahui gambaran peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Hindu, siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw?
3)   Untuk mengetahui respon siswa kelas IX di SMA Negeri 6 Singaraja tahun ajaran 2012/2013 dengan menerapkan metode Jigsaw.

E.        Manfaat Penelitian
            Di dalam setiap kegiatan pastilah memiliki manfaat baik itu manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Begitu juga halnya dengan penelitian yang penulis lakukan memiliki manfaat. Dan manfaat yang dapat dipetik dari hasil pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapakan memberikan manfaat yang mampu menambah wawasan peneliti.
2.      Manfaat Praktis
1)        Bagi guru Agama Hindu penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam mengajar.
2)        Bagi pengajar Agama Hindu untuk mempermudah penyampaian materi Awatara dengan menerapkan metode Jigsaw.
3)        Bagi praktisi pendidikan, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan untuk mengembangkan model–model pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.

F.         Kajian Pustaka dan Hipotesis
1.      Pembelajaran
Pembelajaran berlaku apabila sesuatu pengalaman secara relatifnya menghasilkan perubahan kekal dalam pengetahuan dan tingkah laku.          
Menurut  RAHIL MAHYUDDINPembelajaran adalah perubahan tingkah laku yang melibatkan ketrampilan kognitif yaitu penguasaan ilmu dan perkembangan kemahiran intelek. Dan menurut ACHJAR CHALILPembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
2.      Landasan Konseptual
1)      Metode Jigsaw
Metode jigsaw adalahteknikpembelajarankooperatif di manasiswa, bukan guru, yang memiliki tanggungjawab lebih besar dalam melaksanakan pembelajaran.Tujuandari jigsaw ini adalah mengembangkan kerja Tim, ketrampilan belajarkooperatif, dan menguasai pengetahuan secara mendalam yang tidak mungkin diperoleh apabila mereka mencoba untuk mempelajari semuamateri sendirian.Metode Jigsaw Setiapsiswa yang ada di “kelompokawal” mengkhususkan diri pada satu bagian dari sebuah unit pembelajaran. Para siswa kemudian bertemu dengan anggota kelompok lain yang ditugaskan untuk mengerjakan bagian yang lain, dan setelah menguasai materilainnya ini mereka akan pulang kekelompok awal mereka dan menginformasikan materi tersebut keanggotalainnya. Semua siswa dalam “kelompok awal” telah membaca materi yang sama dan mereka bertemu serta mendiskusikannya untuk memastikan  pemahaman. Mereka kemudian berpindah ke “kelompok jigsaw” – dimana anggotanya berasal darikelompok lain yang telah membaca bagian tugas yang berbeda. Dalam kelompok-kelompok ini mereka berbagi pengetahuan dengan anggota kelompoklainnya dan mempelajari materi-materi yang baru.
2).  Kreativitas Belajar
            Pengertian Kreativitas Belajar adalah hasil dari interaksi antara individu dan lingkungannya seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan dimana ia berada dengan demikian baik berubah di dalam individu maupun di dalam lingkungan dapat menunjang atau dapat menghambat upaya kreatif (Munandar, 1995 : 12).
Kreativitas juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya (Supriyadi, 1994 : 7). 
Secara psikoligis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto, 2003 : 2). 
Ahli pendidikan modern merumuskan bahwa belajar adalah suatu  bentuk pertmbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan (Aqib, 2003 : 42). Belajar merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang  tanpa mengenal batas usia dan berlangsung seumur hidup (Rohadi, 2003 : 4). Dengan demikian belajar merupakan usaha yang dilakukan seseorang melalui interaksi dengan lingkungannya untuk merubah prilakunya, jadi hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar.
Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkan informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” .
Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. 

3.      Hipotesisi Tindakan
Berdasrkan landasan konseptual dan tujuan penelitian tindakan seperti yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut :
Dengan penggunaan  Metode Jigsaw dalam pelajaran Agama Hindu materi Awatara mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IX di SMP Negeri 6Singaraja,  tahun ajaran 2012/2013 , Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

G.        Landasan Teori
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

H.        MetodePenelitian
1.      Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
2.      Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IX SMA Negeri 6 Singaraja,  tahun ajaran 2012/2013. Banyak siswa yang menjadi subjek penelitian adalah 28 orang yang terdiri 12 orang siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Dengan rincian sebagai berikut;
NO
NamaSiswa
JENIS KELAMIN
Laki-Laki
Perempuan
1

Laki-Laki

2

Laki-Laki

3

Laki-Laki

4

Laki-Laki

5


Perempuan
6


Perempuan
7

Laki-Laki

8


Perempuan
9

Laki-Laki

10


Perempuan
11


Perempuan
12


Perempuan
13


Perempuan
14


Perempuan
15

Laki-Laki

16


Perempuan
17


Perempuan
18

Laki-Laki

19


Perempuan
20


Perempuan
21


Perempuan
22


Perempuan
23


Perempuan
24


Perempuan
25


Perempuan
26


Perempuan
27

Laki-Laki

28


Perempuan
29


Perempuan
JUMLAH
9
20




Adapun alasan dipilihnya kelas ini adalah karena aktivitas belajar Pendidikan Agama Hindu siswa yang masih kurang  KKM dan prestasi belajar Pendidikan Agama Hindu yang dipandang perlu untuk ditingkatkan. Dengan penerapan metode Jigsaw sebagai sarana meneingkatan kreativitas  belajar.
3.      Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini meliputi aktivitas dan prestasi belajar dan respon siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Hindu.Prestasi belajar siswa yang dimaksud adalah skor rata-rata yang diperoleh dari tes perestasi belajar yang diberikan pada setiap akhir siklus pembelajaran.

4.      Prosedur Penelitian
Jika dilihat dari prosesnya, penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) sehingga prosedurenya sesuai dengan procedur PTK yang dalam hal ini dilakukan sebanyak dua siklus, dimana pada setiap siklus dilaksanakan empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi/evaluasi, dan refleksi. Alur penelitian secara lebih jelas Adapun rancangan/desain penelitian adalah sebagaimana bagan berikut:










Siklus 1
 

 












4.         Teknik Pengumpulan Data
   4.1   Observasi
            Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung terhadap subyek (partner penelitian) dimana sehari-hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.   
   4.2   Wawancara  
            Wawancara yang dilakukan adalah untuk melakukan adalah untuk memproleh makna yang raasional, maka observasi perlu dikuatkan dengan wawancara. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog langsung dengan sumber data, dan dilakukan secara tak bersetruktur, dimana responden mendapat kebebaasan dan kesempatan untuk mengelukan pikiran, pandangan, dan perasaan secara natural.
    4.3   Dokumentasi
            Selain sumber manusia (human resouerces)  melalui observasi dan wawancara sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi ataupun tidak resmi. 

6      Teknik Analisis Data
1)      Analisis Aktivitas Siswa
Analisis terhadap data aktivitas belajar siswa dilakukan secara deskriptif.kriteria penggolongan aktivitas disusun berdasarkan nilai rata-rata mean ideal (MI), standar deviasi ideal (SDI), dan skor aktivitas siswa (). Rumus umum untuk MI dan SDI adalah sebagai berikut.
MI   =  (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)              
SDI =  (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
                                                                                                (Wardhani, 2007)
Penggolongan aktivitas belajar siswa secara klasikal menggunakan kriteria yang sudah dimodifikasi dari Wardhani (2007) adalah sebagai berikut.
             MI + 1,5 SDI ≤                                                       sangat aktif
             MI + 0,5 SDI ≤ < MI + 1,5 SDI                             aktif
             MI – 0,5 SDI ≤ < MI + 0,5 SDI                             cukup aktif
             MI – 1,5 SDI ≤ <MI – 0,5 SDI                                kurang aktif
                                    < MI – 1,5 SDI                                 sangat kurang aktif
            (Anas Sudijono, 1995:112)
Lembar observasi aktivitas yang akan digunakan dalam penelitian terdiri dari 5 indikator aktivitas belajar. Masing-masing indicator dijabarkan menjadi 3 deskriptor.Aktivitas siswa ditentukan dengan menghitung skor untuk masing-masing indikator aktivitas siswa.Dengan demikian skor tertinggi ideal adalah 15 dan skor terendah ideal adalah 0.Sehingga, dapat ditemukan mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) sebagai berikut.
MI = ½ (15 + 0)=7,5
SDI =  (15 – 0)= 2,5
            Berdasarkan hasil perhitungan MI dan SDI di atas diperoleh kriteria penggolongan aktivitas sebagai berikut.
11.25 ≤                                                         sangat aktif
8,75   < 11,25                                            aktif
6,25   < 8,75                                              cukup aktif
3,75   < 6,25                                              kurang aktif
< 3,75                                               sangatkurangaktif
            Dari data aktivitas yang terkumpul dapat dihitung rata-rata skor aktivitas belajar siswa pada kelima indikator tersebut.Adapun rumus yang dipakai untuk menentukan rata-rata skor aktivitas yang sudah dimodifikasi dari Wardhani (2007) adalah sebagai berikut.
 =
Keterangan :
 = rata-rata skor aktivitas belajar siswa
 = jumlah  skor tiap siswa
banyak siswa
            Rata-rata skor aktivitas belajar siswa () yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan kreteria penggolongan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar dapat ditentukan.
2)      Analisis Hasil Belajar Siswa
            Hasil belajar dianalisis secara statistik deskriftip yaitu dengan menentukan rata-rata skor hasil belajar dengan rumus sebagai berikut;
=
Keterangan :
= rata-rata skor hasil belajar
= jumlah skor tes hasil belajar siswa
N = banyak siswa
(Wardhani, 2007)
              Selain dengan menggunakan rata-rata tes hasil belajar dapat juga dilihat dari daya serap (DS) dan ketuntasan belajar (KB) siswa. Daya serap dan ketuntasan belajar dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
DS = x 100%
Keterangan :
DS = daya serap
 = rata-rata skor kelas hasil belajar
                                                   (Depdiknas, 2006)
KB = x 100%
Keterangan :
KB = ketuntasan belajar
N   = banyaknya siswa yang ikut tes
              Pedoman yang digunakan untuk melakukan interprestasi terhadap data tentang hasil belajar secara klasikal adalah tercapainya rata-rata kelas minima 70, daya serap minimal 70% dan ketuntasan belajar minimal 85%.
3)      Analisis Respon Siswa
              Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran kooperatif, perlu ditentukan skor respon siswa (R), mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI).Rumus untuk MI dan SDI adalah sebagai berikut.
MI = ½ (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
SDI= 1/6 (skor tertinggi ideal – skor terendah ideal)
Rata-rata respon kelas siswa dikategorikan dengan pedoman berikut.
 MI + 1,5 SDI                                         sangat positif
 MI + 0,5 SDI ≤  < MI + 1,5 SDIpositif
 MI – 0,5 SDI ≤ < MI + 0,5 SDI                cukup positif
 MI -  0,5 SDI  < MI  - 0,5 SDI   kurang positif
               < MI – 1,5 SDI         sangat kurang positif
(Wardhani, 2007)

              Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 pernyataan. Setiap pernyataan memiliki skor maksimal 5 dan skor minimal 1.Dengan demikian skor tertinggi ideal adalah 20 dan skor terendah ideal adalah 4. Sehingga dapat ditentukan mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) yaitu :
MI = ½ (20+4)   = 12,00
SDI = (20-4) = 2,67
Berdasarkan MI dan SDI dari skor respon siswa, diperoleh penggolongan respon siswa sebagai berikut.
     16,00≤        sangat positif
13,33≤ < 16,00                              positif
10,67 ≤ < 13,33                              cukup positif
8,00  < 10,67                                kurang positif
< 8,00                    sangat kurang positif
              Dari data respon siswa yang terkumpul data dihitung rata-rata skor respon siswa. Adapun rumus yang dipakai untuk menentukan rata-rata skor respon adalah
=
Keterangan :
                       = rata-rata skor respon siswa
     = jumlah skor respon tiap siswa
N                       = banyak siswa
(Wardhami, 2007)
            Rata-rata skor respon siswa () yang diperoleh dari perhitungan dibandingkan dengan kriteria penggolongan yang ditetapkan. Dengan demikian, respon siswa selama proses belajar mengajar dapat ditentukan.
Secara keseluruhan, penelitian ini dikatakan berhasil apabila aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan baik itu dari refleksiawal maupun dari siklus sebelumnya dan harus memenuhi kriteria yang ditetapkan. Hal penting lain yang harus diperoleh adalah peningkatan hasil belajar dari siklus sebelumnya. Selain itu, respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif dengan strategi TTW minimal harus positif.









DAFTAR PUSTAKA
Satori Djam’andanKomariahAan. 2011. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: CV Alfabeta

           





           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar